Monday, June 6, 2011


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII5 SMP NEGERI 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PROPOSAL 

                       




Oleh :


                                                                                        
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2009

KATA PENGANTAR

            Syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul ” penerapan pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran matematika di kelas vii5 smp negeri 3 padang tahun pelajaran 2008/2009”.
            Penulis dalam menyelesaikan proposal ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dari beberapa pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut penulis mengucapkan terima kash yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Rahmi M,Si selaku dosen pembimbing pada mata kuliah seminar proposal dan juga kepada teman-teman dan pihak lain yang telah memberikan dorongan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
            Tak ada gading yang tak retak, itukah pepatah yang membuat penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaaan. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun dan mengarah pada kebaikan. Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri dan dapat dijadikan sumber pikiran dalam dunia pendidikan.

Padang,    November 2009

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang…………………………………………………………..
  2. Identifikasi masalah……………………………………………………..
  3. Pembatasan Masalah………………………...………………………….
  4. Rumusan Masalah.................…………………………………………...
  5. Anggapan Dasar.......................................................................................
  6. Hipotesis...................................................................................................
  7. Tujuan Penelitian......................................................................................
  8. Manfaat Penelitian....................................................................................
BAB II KERANGKA TEORITIS
  1. Kajian Teori..........………………………………………………….…...
  2. Penelitian yang Relevan..................…………………………………….
  3. Kerangka Konseptual....………...………………………………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.     Jenis Penelitian.........................................................................................
B.     Populasi dan Sampel.................................................................................
C.     Variabel dan Data.....................................................................................
D.     Prosedur Penelitian...................................................................................
E.      Instrumen Penelitian.................................................................................
F.      Teknik Analisis Data................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




i

1
5
5
5
6
6
6
7

8
18
19

20
20
22
22
26
31
34
35













 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan bahasa simbol, bahasa numerik, metode berpikir logis, ratu ilmu sekaligus pelayannya, dan aktivitas manusia (Erman, 2001: 17). Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Tujuannya tidak saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk ilmu pengetahuan lainnya. Tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas (2003: 6) adalah :
(1)   Melatih cara berpikir dan bernalar siswa.
(2)   Mengembangkan aktivitas kreatif yang dimiliki siswa.
(3)   Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
(4)   Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan.

1
 
Berdasarkan observasi peneliti di SMP N 3 Padang ditemukan bahwa tujuan pembelajaran matematika belum tercapai secara maksimal. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran matematika yang berlangsung, siswa belum memiliki motivasi yang baik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga mengakibatkan kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas.siswa belum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, kalaupun ada yang menjawab hanya siswa-siswa tertentu saja yang berani menjawab dan mendominasi dalam setiap kegiatan.
Salah satu faktor penyebab kurangnya motivasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran adalah faktor dalam diri siswa sendiri. Siswa memiliki rasa takut yang berlebihan karena menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Siswa juga merasa malu untuk bertanya kepada guru atau kepada temannya jika tidak mengerti dengan materi tertentu karena takut dianggap bodoh oleh siswa yang lain atau gurunya.
Selain faktor dalam diri siswa, faktor guru juga berperan penting atas kurangnya motivasi dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru dalam menerangkan pelajaran cenderung menggunakan metode ceramah, proses pembelajarannya terpusat kepada guru. Siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu dimana tugasnya hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan atau ide yang mereka miliki.
Metode ceramah yang digunakan belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan mereka seperti kemampuan untuk menyampaikan ide atau gagasan, kemampuan menyelesaikan masalah dan kemampuan-kemampuan yang lainnya. Hal ini mengakibatkan siswa kurang mengerti dengan materi yang telah diterangkan sehingga keinginan siswa untuk mengerjakan hal yang lain seperti mengerjakan latihan dan pekerjaan rumah menjadi kurang. Siswa juga kurang mempunyai keinginan untuk bekerjasama dalam menyelesaikan soal yang diberikan, hal ini terlihat dari kurangnya keinginan siswa untuk berdiskusi mengerjakan tugas yang diberikan. Hanya siswa tertentu saja yang mau mengerjakan tugas yang diberikan sedangkan siswa yang lain hanya menunggu pekerjaan temannya, bahakan ada yang tidak mengerjakan sama sekali. Masalah ini jika dibiarkan berlanjut akan berakibat pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini terlihat bahwa nilai mid semester II hasil belajar matematika siswa masih berada di bawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan di SMP N 3 Padang yaitu 55. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini
Tabel 1 : Ketuntasan belajar Siswa pada Mid Semester II Mata Pelajaran
               Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008/2009
Jumlah siswa yang
VII1
(%)
VII2
(%)
VII3
(%)
VII4
(%)
VII5
(%)
 55
82,4
55
58,5
57,5
53,5
< 55
17,6
45
41,5
42,5
46,5

Penerapan model pembelajaran yang diperkirakan mampu mengatasi permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dalam matematika diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan sikap positif dalam matematika. Siswa secara individu diharapkan mampu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah-matematika, sehingga kan mengurangi bahakan menghilangkan rasa cemas terhapad matematika yang banyak dialami para siswa.
Dalam pembelajaran kooperatif banyak cara yang dapat dilakukan dalam berdiskusi salah satunya adalah dengan tipe time token. Tipe time token ini diperkirakan dapat membantu guru dalam mengelola kelompok belajar yang terdapat sejumlah kecil siswa yang mendominasi percakapan dan ada sejumlah kecil siswa yang malu dan tidak pernah berbicara sama sekali. Masing-masing siswa diberikan kupon dengan jumlah tertentu. Ketika siswa menjawab dan mengeluarkan pendapat, maka siswa menyerahkan salah satu kuponnya ke tengah kelompok. Jika kuponnya telah habis, maka siswa tidak boleh memulai berbicara sampai semua rekannya juga menghabiskan kupon mereka. Jadi time token dalam proses pembelajarannya selain siswa berdiskusi sesamanya siswa juga mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kelompok. Tipe pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa berbagi aktif serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat di antara anggota kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitia tentang model pembelajaran kooperatif dengan tipe time token dalamproses pembelajaran matematika dengan suatu usulan penelitian yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 3 Padang Tahun Pelajaran 2008/2009
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.      Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah masih didominasi oleh guru.
2.      Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum dikembangkan secara optimal.
3.      Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran belum dikembangkan secara optimal.
4.      Hasil belajar siswa masih rendah.
5.      Terdapat siswa yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
6.      Terdapat siswa yang belum mau untuk berpratisipasi atau berperan serta dalam kegiatan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Menginat keterbatasan kemampuan, waktu, dan dana yang penulis miliki serta agar perhatian terhadap suatu masalah maka penulis membatasi permasalahan yang akan dilakukan yaitu mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan adalah : ”Apakah aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik daripada aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional?”.

E. Asumsi
  1. Siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengeluarkan pendapat atau dalam menjawab pertanyaan.
  2. Siswa mampu bekerja dalam kelompok.
  3. Hasil belajar matematika siswa bervariasi.

F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ”Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik daripada aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional”.

G. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik daripada aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

H. Manfaat Penelitian
Hasil peneletian yang akan dilakukan ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk :
  1. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.
  2. Bahan pertimbangan bagi guru matematika khususnya guru matematika SMP N 3 Padang untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe time token dalam pembelajaran matematika.

 
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku pada seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat, pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan, melainkan perubahan kelakuan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (1991: 2),
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek kehidupan.

Slameto  (1991: 2) juga mendefinisikan belajar,
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku dan perubahan pola pikir pada dirinya.
7
 
Begitu juga dengan pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika tidak hanya penguasaan terhadap latihan-latihan. Akan tetapi lebih menekankan pada proses selama pembelajaran itu berlangsung seperti melatih pola pikir dan daya nalar seseorang. Sesuai dengan definisi matematika yang dikemukakan oleh Song dan Rising dalam Erman Suherman (2003 :17) sebagai berikut :
Matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasi, pembuktian logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan  dengan cermat, kelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Jadi pembelajaran matematika sangat memperhatikan bagaimana pola pikir, ketelitian, ide dan pengorganisasian yang muncul.
2. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, siswa bekerja sama dengan anggota kelompok untuk mempelajari materi dan menyelesaikan tugas-tugas, serta memberikan penjelasan pada kelompok. Untuk itu pembelajaran kooperatif itu mempunyai unsur-unsur supaya hasil pembelajaran itu dapat tercapai secara maksimal. Menurut Ibrahim (2000: 6) ada beberapa unsur dalam pembelajaran kooperatif :
a.       Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka ”sehidup sepenanggungan bersama”
b.      Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik sendiri
c.       Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama
d.      Siswa haruslah berbagi peran tugas dan bertanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya
e.       Siswa akan dikenakan evaluasi atau dikenakah hadiah / penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
f.        Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama swelam proses belajarnya
g.       Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani oleh kelompok koooperatif

Dari unsur-unsur di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang setiap anggotanya saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Setiap anggota dituntut untuk bisa saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Setiap anggota dituntut untuk bisa memberikan pendapat, ide, dan pemecahan masalah sehingga dapat tercapai tujuan belajar. Menurut Ibrahim (2000: 10), pembelajaran kooperatif memiliki enam tahap, seperti terlihat dalam tabel berikut :
            Tabel 2. Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif
Tahap
Kegiatan
Tingkah Laku Guru
1




2



3





4



5





6
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa



Menyajikan informasi



Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar



Membimbing kelompok bekerja dan belajar


Evaluasi





Memberi penghargaan
Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil relajar individu dan kelompok

3. Tinjauan Pembelajaran Time Token
Pendekatan struktural merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan Spenser Kagen. Pada pendekatan ini lebih memberikan penekanan ada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola intraksi siswa (Ibrahim, 2005: 25). Jadi struktural itu lebih mengarah kepada interaksi dan kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tersusun atas kelompok yang terdiri dari dua, tiga, empat, sampai enam orang dengan kemampuan dan latar belakang berbeda. Struktur yang dikembangkan ini lebih menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan penghargaan yang diberikan secara kooperatif. Ada dua macam pengembangan dalam pendekatan struktural yaitu untuk meningkatkan perolehan akademik dan untuk mengajarkan keterampilan sosial dan keterampilan kelompok yaitu Time Token and High Talker Tap Out (Ibrahim, 2000: 25-26).
Salah satu tugas guru dalam model pembelajaran koooperatif adalah mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok untuk bekerja sama secara kooperatif, seperti bagaimana berinteraksi satu dengan yang lain, bagaimana mengkoordinasikan sumbangan-sumbangan dari berbagai anggota, dan lain-lain. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim (2000 :48) bahwa :
”Dalam belajar bersama banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagi waktu dan bahan pelajaran, menjadi bos terhadap siswa lain, berbicara tanpa henti, dan melakukan sendiri segala pekerjaan kelompok adalah contoh-contoh ketidakmampuan siswa dalam berbagi waktu dan bahan pelajaran”

Dari kutipan di atas terlihat bahwa peran guru sangat diperlukan dalam pembelajaran kooperatif. Guru bertugas untuk mengatur agar di dalam kelompok tersebut tidakditemukan adanya siswa yang mengerjakan sendiri seluruh tugas kelompok dan yang lain hanya duduk saja. Guru juga mengatur agar semua siswa dapat berbicara dan mengeluarkan pendapat sehingga tidak hanya beberapa siswa saja yang selalu berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan kepada teman sekelompoknya, sehingga apa yang diharapkan dalam pembelajaran kooperatif dapat tercapai dengan baik.
Untuk mengatasi hal ini dikembangkan sustu bentuk atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang disebut dengan Time Token. Menurut Ibrahim (2000:15) ”Time Token adalah suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran koooperatif dengan menggunakan kartu-kartu untuk berbicara, time token dapat membantu membagikan peran serta lebih merata pada setiap siswa”.
Pada kegiatan tersebut guru memantau kerja kelompok-kelompok kecil untuk memastikan kegiatan berlangsung secara lancar, selanjutnya guru melakukan evaluasi belajar siswa dengan tes tertulis. Tata Cara Pelaksanaan Time Token menurut Ibrahim (2000: 51) :
1.      Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima orang
2.      Siswa diberikan kupon berbicara dengan nilai 10 atau 15 detik waktu berbicara (dapat disesuaikan).
3.      Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon (jumlah bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
4.      Seorang siswa memonitor interaksi dan meminta pembicara untuk menyerahkan satu kupon apabila ia telah menghabiskan waktu yang ditetapkan di kupon itu.
5.      Apabila seorang siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbicara lagi.
6.      Jika semua kupon habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

Sesuai dengan langkah-langkah di atas, maka langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe time token dalam proses pembelajaran dalam penelitian yang akan dilakukan adlah sebagai berkut :
a.       Sebelum memulai pembelajaran siswa telah duduk bersama kelompoknya masing-masing.
b.      Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai tuntunan kurilulum.
c.       Selama guru menerangkan materi siswa sudah dapat menggunakan tipe time token, dimana ketika guru bertanya dan ada siswa yang akan menjawab atau memberikan pendapat maka dia harus
4. Pembentukan Kelompok
Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif merupakan pengelompokan heterogen, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dua samapai lima orang dalam tiap kelompok dan mereka harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Sebagaimana pendapat Lie (2002: 45) yaitu: ”Jumlah dalam satu kelompok bervariasi muali dari dua sampai lima menurut kesukaan guru dan kepentingan tugas”.
Pembentukan kelompok dalam pembelajaran kooperatif ini harus memperlihatkan keanekaragaman anggota kelompok, menurut Ibrahim
(2006: 6-7) kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.         Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, rendah.
b.        Jika mungkin dalam pembentukankelompok juga diperhatikan perbedaan suku, budaya, jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi dan sebagainya.
c.         Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menguasai materi akademik.
d.        Sistem penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Jadi pembelajaran kooperatif itu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa. Hal ini ditunjukan oleh sistem pembentukan kelompok belajar dan sistem penghargaan yang dilakukan, selain itu pembelajaran kooperatif juga membantu siswa dalam meningkatkan prestasi akademik mereka dengan cara belajar dalam kelompok.
Dalam penelitian ini pembentukan kelompok didasarkan pada kemampuan akademik dan memperhatikan jenis kelamin. Berikut ini disajikan langkah-langkah pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan akademik dengan menggunakan nilai ulangan harian pokok bahsan sebelumnya dan berdasarkan jenis kelamin.
Langkah I
Mengelompokan siswa berdasarkan jenis kelamin (satu kelompok terdiri dari siswa dengan jenis kelamin sama)
Langkah II
Mengurutkan siswa berdasarkan nilai akademik
Langkah III
Membentuk kelompok berdasarkan jenis kelamin dan nilai akademik
5.  Aktivitas Belajar
Selama pembelajaran berlangsung diharapkan siswa mempunyai aktivitas belajar secar positif. Aktivitas belajar matematika adalah aktivitas yang dilakukan siswa secar individu atau berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan matematika atau untuk menemukan konsep matematika yang mencakup keterampilan dasar.
Paul d. Dierich dalam Oemar Hamalik (1995: 90) mengemukakan jenis-jenis aktivitas siswa adalah
a.       Kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, mengamati orang lain bekerja, demonstrasi dan mengamati percobaan dan eksperimen.
b.      Kegiatan-kegiatan lisan (oral), mengemukakan suatu fakta atau prinsipo, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, berdiskusi.
c.       Kegiatan-kegiatan mendengarkan, mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
d.      Kegiatan-kegiatan menulis, menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopian, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
e.       Kegiatan-kegiatan menggambar, menggambar grafik, diagram, peta, pola.
f.        Kegiatan-kegiatan metrik, melakukan percobaan membeli alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (stimulasi), menari, berkebun.
g.       Keaktifan mental, merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor, menemukan hubungan-hubungan membuat keputusan.

Di dalam penelitian ini, aktivitas siswa yang akan diamati oleh observer berpedoman pada pendapat Paul B. Diedrich yang dikutip Oemar Hamalik. Adapun aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
            Tabel 3: Aktivitas Siswa yang Akan Diamati dalam Proses Pembelajaran          
No.
Aktivitas
Aplikasi di Kelas
1.
Kegiatan-kegiatan visual
-   Memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru
2.
Kegiatan-kegiatan lisan
-   Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman
-   Berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
-   Menyampaikan ide atau gagasan terhadap penyelesaian masalah dalam kelompok maupun kelas
-   Mempresentasikan hasil diskusi
3.
Kegiatan-kegiatan mendengar
-   Berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
4.
Keaktifan mental
-   Menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru
-   Memberi tanggapan terhadap pendapat temannya
-   Membuat kesimpulan dari materi yang baru dipelajari

6. Tinjauan Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku dari siswa setelah terjadi proses belajar mengajar. Perubahan tersebut dapat dalam bentuk penambahan terhadap ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan sebagainya.
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses belajar, dimana proses belajar itu bertujuan untuk terjadinya suatu perubahan, perubahan bisa saja dalam segi keterampilan, sikap, kebiasaan, atau yang lainnya hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2001: 155) yang mengatakan bahwa:
Hasil belajar adalah tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapt diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa belajar suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Hasil belajar merupakn tolak ukur atau patokan menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran. Hasil belajar juga dapat memberikan informasi kepada lembaga ataupun siswa, yang berkaitan dengan materi dan keterampilan-keterampilan mengenai pelajaran yang telah diberikan.

B. Penelitian yang Relevan
Peneletian yang menunjang penelitian ini adalah penelitian penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah dengan judul ”Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token dalam Pembelajaran Matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Padang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada kelas VIII SMP N 2 Padang dan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token pada kelas VIII SMP N 2 Padang. Hasil dari penelitian ini yaitu pemebrian pembelajaran kooperati dalam bentuk time token dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siwa dalam pembelajaran matematika.
Penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian dengan jenis penelitian eksperiman dengan tujuan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe time token lebih baik daripada aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Konseptual
Proses pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa.guru berupaya membelajarkan siswa dngan berbagai cara, salah satunya dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu metode yang dapat menjadikan siswa lebih aktif selama proses belajar mengajar, selain itu juga melatih siswa untuk  mempau mensosialisasikan ilmunya dalan kehidupan bermasyarakat.
Time Token adalah salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif atau kelompok yang diharapkan dapat membantu siswa untuk dalam lebih aktif  dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan terasa hidup dan tidak membosankan.
Siswa diharapakan bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan saling membantu sesamanya serta mendapatkan pemerataan kesempatan dalam mengeluarkan pendapat, sehingga masing-masing anggota kelompok dapat menghargai pendapat temannya yang lain dan tidak terjadi peranan yang dominan dalam suatu kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Time Token  ini diharapkan dapat meningkatkan proses berfikir kritis siswa dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah serta meningkatkan hasil belajar matematika.

 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian eksperimen dengan model rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 4. Rancangan Penelitian
Kelas
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen
X
T
Kontrol
-
T
Sumber: Sumadi (2004: 104)
Keterangan :
X   : Perlakuan yang diberikan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe time
  token
 T   : Tes Akhir

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Padang.




19
 
 

2. Sampel
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, diperlukan dua kelas sebagai kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan sampel akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Mengumpulkan nilai mid semester 2 siswa kelas VII SMP N 3 Padang untuk mata pelajaran matematika.
b.      Melakukan uji normalitas populasi untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji lilifors seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 466-467) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
b.      Data  dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus
adalah rata-rata dan simpangan baku sampel)
c.       Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang
d.      Kemudian dihitung proposi  yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S() maka :
e.       Hitung selisih  kemudian tentukan harga mutlaknya.
f.        Ambil harga yang besar diantara harga-harga mutlak  dari selisih  sebut harga sebesar ini dengan Lo.
g.       Pada taraf signifikan 0,05 dan data terdistribusi normal jika  begitu pula sebaliknya jika , maka data terdistribusi tidak normal.
c.       Melakukan uji homogenitas terhadap populasi untuk mengetahui kesamaan variansinya dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2002: 250) :
Kriteria pengujian adalah :
Untuk taraf nyata 0,05 apabila harga  berada pada batas-batas kriteria yang telah ditetapakan, maka varians homogen, dan sebaliknya apabila  tidak berada pada perhitungan di atas berarti varians tidak homogen.
d.      Melakukan analisis variansi untuk melihat kesamaan rata-rata populasi.



C. Variabel dan Data
1. Variabel
Variabel  dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :
a.       Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dalam pembelajaran matematika sebagai variabel bebas (variabel X).
b.      Aktivitas siswa dalam kelompok dan hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token sebagai variabel terikat (variabel Y).
2. Data
Jenis data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :
a.       Data primer, yaitu hasil pengamatan dari lembar observasi mengenai aktivitas siswa serta hasil belajar dari penelitian yang akan dilakukan.
b.      Data sekunder, yaitu nilai hasil ujian mid semester 2 kelas VII tahun ajaran 2008-2009 yang diperoleh dari Tata usaha SMP N 3 Padang.

D. Prosedur Penelitian
Prosedur peneletian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Menetapakan jadwal penelitian
b. Menentukan populasi dan sampel
c. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan rubrik penilaian
e. Mempersiapkan instrument pengumpulan data. Instrumen dalam
    penelitian yang akan dilakukan adalah tes dan lembar observasi.
f. Membuat kisi-kisi tes untuk tes akhir yang diberikan pada setiap akhir
   sub pokok bahasan.
g. Menentukan jumlah anggota tiap-tiap kelompok belajar.
h. Menempatkan siswa dalam kelompok.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kelas Eksperimen
Pendahuluan (± 10 menit)
1)      Guru mengabsen siswa
2)      Menyampaikan metode pembelajaran pada hari itu dan memberikan motivasi serta pencapaian indikator pada siswa.
3)      Menanyakan pelajaran pada pertemuan lalu yang tidak dimengerti siswa.
Kegiatan Inti (± 100 menit)
1)      Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok (sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya).
2)      Guru memberikan materi secara klasikal 
3)      Selama guru menjelaskan jika ada siswa yang ingin bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maka siswa tersebut harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.
4)      Setelah guru menjelaskan guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok.
5)      Siswa melakukan diskusi kelompok, ketika ada siswa yang dpata memberikan saran atau pendapat ada saat diskusi kelompok maka siswa tersebut harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.
6)      Selama diskusi guru terus memantau jalannya diskusi dan memberikan pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
7)      Setelah melaksanakan diskusi kelompok lalu dilanjutkan dengan melaksanakan diskusi kelas. Guru menunjuk salah satu kelompok yang telah menyelesaikan seluruh soal untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Kelompok yang memepresentasikan hasil diskusinya diwakili oleh satu orang anggota kelompok yang belum menggunakan kuponnya, dimana  setiap siswa yang maju harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.
8)      Jika ada siswa yang tidak paham maka siswa tersebut dapat bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi tersebut dan dia harus meletakkaan kuponnya ke tengah kelompok.
9)      Setelah selesai melaksanakan diskusi kelas guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang masih diragukan oleh siswa pada saat diskusi kelas, guru memberikan penekanan-penekanan pada konsep-konsep yang penting.
10)  Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang tampil
Penutup (± 10 menit)
1)      Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran.
2)      Guru memberikan PR
b. Kelas Kontrol
Pendahuluan (± 10 menit)
1)      Guru mengabsen siswa
2)      Menyampaikan dan memberikan motivasi serta pencapaian indikator pada siswa.
3)      Menanyakan pelajaran pada pertemuan lalu yang tidak dimengerti siswa.
Kegiatan Inti (± 100 menit)
1)      Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi yang dipelajari
2)      Guru memberikan 2 butir soal.
3)      Siswa menyelesaikan soal-soal tersebut secara individu.
4)      Penyelesaian soal-soal tersebut dipresentasikan oleh siswa.
5)      Guru memberikan penghargaan kepasa siswa yang tampil.
6)      Gru menjelaskan konsep yang keliru.
Penutup (± 10 menit)
1)      Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran.
2)      Guru memberikan PR

E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes yang akan digunakan dalam penelitian adalah berupa tes essay. Materi yang diujikan dalam tes sesuai dengan materi yang diberikan selama penelitian yang akan dilakukan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyusun tes hasil belajar adalah :
a.       Membuat kisi-kisi soal tes.
b.       Menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat.
c.       Memvalidasi tes.
d.      Sebelum tes dipakai, terlebih dahulu diujicobakan.
e.       Melakukan analisis soal tes uji coba, yaitu sebagai berikut :
1)      Indeks Pembeda Soal
Analisi daya pembeda soal untuk mengetahui apakah soal tersebut dapat membedakan siswa yang tergolong kelompok tinggi dengan siswa yang tergolong kelompok rendah. Jumlah siswa yang tergolong kelompok tinggi dan kelompok rendah adalah sama yaitu 27% dari peserta tes (testee). Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah (Arikunto, 2003:211). Daya pembeda soal ditentukan dengan mencari indeks pembeda soal. Untuk menghitung indeks pembeda soal, caranya adalah sebagai berikut:
                                                         i.            Data diurut dari nilai ertinggi sampai nilai terendah
                                                       ii.            Ambil 27% dari kelompok yang mendapat nilai tinggi dan 27% dari kelompok rendah yang mendapat nilai.
 Nt = nr = 27% x N =n
                                                      iii.            Hitung degrees of freedom (df) dengan rumus:
                                                     iv.            Cari indeks pembeda soal dengan rumus
Keterangan:
Ip          = indeks pembeda
Mt          = rata-rata kelompok tinggi
Mr          = rata-rata kelompok rendah
Xt2          = jumlah kuadrat deviasi skor tinggi
Xr2          = jumlah kuadrat deviasi skor rendah
N         =  27% x N
N         = banyak peserta
Suatu soal mempunyai daya pembeda yang baik jika Ip hitung ≥ Ip tabel, pada derajat kebebasan (df) yang sudah ditentukan. (Prawironegoro, 1985:12). Untuk mencari derajat kebebasan (df) digunakan rumus df = dimana .


2)      Indeks Kesukaran Soal
Untuk menentukan indeks kesukaran soal dapat digunakan rumus yang dinyatakan oleh Prawironegoro (1985: 14)
Dimana :           Ik          = indeks kesukaran soal
Dt           = jumlah skor dari kelompok tinggi
Dr         = jumlah skor dari kelompok rendah
m         = skor tiap soal jika benar
n          = 27% x N
N         = banyaknya pengikut tes
Kriteria soal adalah :
1.      Soal dinyatakan sukar bila
2.      Soal dinyatakan sedang bila
3.      Soal dinyatakan mudah bila
3)      Klasifikasi Soal
Klasifikasi soal/item menurut prawironegoro (1985: 16) adalah :
1.      Item dipakai jika Ip signifikan dan
2.      Item diperbaharui jika :
a.       Ip signifikan dan Ik = 0% atau Ik = 100%
b.      Ip tidak signifikan dan
3.      Item diganti jika Ip tidak signifikan dan Ik = 0% atau Ik = 100%.
4)      Realibilitas Tes
Realibilitas tes merupakan suatu ukuran yang dapat menyatakan apakah tes tersebut dapat dipercaya. Menurut Arikunto (1993: 64), realibilitas tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama. Untuk menentukan realibilitas yang dinyatakan oleh Arikunto (1993: 104) yaitu :
Dimana :                  = realibilitas yang dicari
                        = jumlah variansi skor tiap-tiap item
                              = variansi total
                        n          = jumlah butir soal
Dengan kriteria sebagai berikut :
0,90 <   1,00        : sangat tinggi
0,70 <   0,90        : tinggi
0,40 <   0,70        : sedang
0,20 <   0,40        : rendah
0,00 <   0,20        : sangat rendah

2. Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

F. Teknik Analisis Data
Analisa data bertujuan untuk mengeatahui hasil penelitian tentang aktivitas dan hasil belajar. Data tentang aktivitas diolah dengan menggunakan rumus :
Persentase siswa aktif 
Dimana :     P%       = Persentase siswa aktif
                  F          = Jumlah siswa yang aktif
                  N         = Jumlah seluruh siswa
Selanjunta data berupa persentase diolah dengan menggunakan criteria yang dikemukakan Dimyati dan Mudjiono (1994: 125) adalah :
                  1% - 25%        = sedikit sekali
                  26% - 50 %     = sedikit
                  51% - 75%      = banyak
                  76% - 100%    = banyak sekali
Analisis data dalam penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan uji statistik. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1.      Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok data berdistribusi normal atau tidak uji ini menggunakan Chi-kuadrat. Namun dalam penelitian ini dilakukan dengan batuan software MINITAB. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan interpretasi grafik yaitu data berdistribusi normal apabila pencaran titik-titik yang diperoleh dekat dengan garslurus dan dan dapat menggunakan P-value yaitu data berdistribusi normal jika harga p-value lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05).
2.      Uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua data memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan hipotesis :
H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12σ22
3.      Uji hipotesis
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas control. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan maka dilakukan uji satu pihak dengan hipotesis
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
Pengujian hipotesis dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
= nilai rata-rata siswa kelas eksperiman 1
= nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 2
s     = simpangan baku
= jumlah siswa kelas eksperimen 1
= jumlah siswa kelas eksperimen 2
Untuk menghitung s digunakan rumus :
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Lie. Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

Prawironegoro, Pratiknyo. 1985. Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal untuk Bidang Studi Matematika. Jakarta:Fortuna Jakarta.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta

Sudijono, Anas.2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suherman, Erman. 2003. Common Textbook: Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.




Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

                                    Satuan Pendidikan     : SMP
                                    Mata Pelajaran          : Matematika
                                    Kelas                          : VII
                                    Semester                    : 2
                                    Materi                                    : Bangun Segitiga
                                    Alokasi Waktu           : 3 x 45 menit
 

  1. Standar Kompetensi
Menentukan konsep segitiga serta menentukan ukurannya.

  1. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga.

  1. Indikator
1. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi atau sudutnya.
2. Menemukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifat.

  1. Materi Pelajaran
Segitiga dan jenis segitiga
1. Sisi dan sudut segitiga.
2. Jenis-jenis segitiga.

  1. Buku Sumber
¨Buku Matematika SMP penerbit Erlangga.
¨Buku Matematika SMP penerbit Grasindo.
¨Buku-buku lain yang berkaitan dengan materi.


  1. Kegiatan Belajar Mengajar
Model Pembelajaran     : Pembelajaran Kooperatif tipe Time Token
Metode                        : Kombinasi antara metode tanya jawab, diskusi
                                      kelompok dan pemberian tugas.
     
  1. Skenario Pembelajaran
A. Pendahuluan (10 menit)
1.      Guru memeriksa kesiapan siswa dengan cara mengecek kehadiran siswa.
2.      Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar.
3.      Guru menjelaskan pada siswa tentang pembelajaran kooperatif bentuk time token dimana setiap siswa diberikan tiga buah kupon dimana ketika siswa mengajukan, menjawab dan menanggapi pertanyaan siswa harus meletakan kuponnya ke tengah-tengah kelompok..
4.      Guru menyampaikan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan siswa. 
B. Kegiatan Inti (80 menit)
1)      Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok (sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya).
2)      Guru memberikan materi secara klasikal 
3)      Selama guru menjelaskan jika ada siswa yang ingin bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maka siswa tersebut harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.




Contoh Soal :
1. Segitiga yang kedua sudutnya 30º dan 50º adalah segitiga...
C
 
Penyelesaian :
A
 
B
 

Misalkan sudut A = 30º dan sudut B = 50º

4)      Setelah guru menjelaskan guru memberikan LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok.
5)      Siswa melakukan diskusi kelompok, ketika ada siswa yang dpata memberikan saran atau pendapat ada saat diskusi kelompok maka siswa tersebut harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.
6)      Selama diskusi guru terus memantau jalannya diskusi dan memberikan pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
7)      Setelah melaksanakan diskusi kelompok lalu dilanjutkan dengan melaksanakan diskusi kelas. Guru menunjuk salah satu kelompok yang telah menyelesaikan seluruh soal untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Kelompok yang memepresentasikan hasil diskusinya diwakili oleh satu orang anggota kelompok yang belum menggunakan kuponnya, dimana  setiap siswa yang maju harus meletakkan kuponnya ke tengah kelompok.
8)      Jika ada siswa yang tidak paham maka siswa tersebut dapat bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi tersebut dan dia harus meletakkaan kuponnya ke tengah kelompok.
9)      Setelah selesai melaksanakan diskusi kelas guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang masih diragukan oleh siswa pada saat diskusi kelas, guru memberikan penekanan-penekanan pada konsep-konsep yang penting.
10)  Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang tampil
Penutup (± 10 menit)
1)      Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran.
2)      Untuk lebih memahami konsep, siswa mengerjakan PR sebagai latihan di rumah.











Cloud Callout: Nama  :
Kelompok : Lampiran II










LEMBAR KEGIATAN SISWA
Pelajaran                      :Matematika
Kelas                           : VII
Semester                      : Dua
Materi                          : Bangun Segitiga
Alokasi Waktu : 3 × 45 menit
 

Lengkapilah titik-titik di bawah ini
Kegiatan 1. Mengenal bagian-bagian segitiga
1. Dari gambar segitiga ABC di bawah ini :

AB merupakan salah satu sisi segitiga. Sisi segitiga yang lain adalah.......................
Sedangkan yang merupakan sudut dari segitiga ABC adalah :



Z
 
U
 
R
 
Kegiatan 2. Mengenal Segitiga berdasarkan sudut-sudutnya



























P
 

Q
 

S
 

T
 

X
 

Y
 
 










1.      Perhatikan segitiga PQR, coba ukur masing-masing sudutnya
Apakh sudut-sudutnya kecil dari 90º?........ Kalau begitu apakah nama segitiga PQR di atas?
2.      Perhatikan segitiga STU, itu adalah segitiga..............
Karena....................................................................................
3.      Perhatikan juga segitiga XYZ, ukurlah sudutnya. Tentukan nama dari segitiga tersebut. Maka didapat bahwa itu adalah segitiga.....................
Kesimpulan
Jenis segitiga berdasarkan sudutnya
  1. Segitiga lancip adalah....................................................................................
  2. .......................................................................................................................
  3. .......................................................................................................................









Kegiatan 3. Mengenal sifat-sifat segitiga sama kaki
Coba sekaranag perhatikan segitiga sama yang diberikan guru
Lipatlah segitiga tepat pada garis tingginya
1.  
2. Garis AC berimpit dengan garis BC maka AC = ...................
3.
4. Segitiga ADC berimpit dengan segitiga DBC bila dilipat pada garis tinggi, maka garis tinggi merupakan ..................
Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan sifat-sifat segitiga sama kaki
Sifat-sifat segitiga sama kaki
  1. ...................................................................................................................
  2. ...................................................................................................................
  3. ...................................................................................................................
  4. ...................................................................................................................





Kegiatan 4. Mengenal sifat-sifat segitiga sama sisi
Perhatikan segitiga di bawah ini
1. Ukur tiap sisi segitiga AB =...................,AC =......................,CB =..................... Bagaimana panjang ketiga sisi segitiga itu ?
2. Ukur juga ketiga sudut segitiga tersebut
3. Tepat segitiga tepat pada garis tingginya maka kedua segitiga itu akan tepat berimpit
Dari kegiatan 1, 2, 3 dapat disimpulkan
Sifat-sifat segitiga sama sisi
  1. ........................................................................................................................
  2. ........................................................................................................................
  3. ........................................................................................................................




Selamat Bekerja


No comments:

Post a Comment