Monday, June 6, 2011

konsep belajar IPA

BAB I
MENGELOLA BELAJAR BIOLOGI (IPA)
DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI*)


A.       Konsep Belajar Biologi (IPA)

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri (Permen) 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri (permen) 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 2006 maka  kuriku- lum 2004  yang sudah beberapa  tahun di ujicobakan secara resmi  diterapkan di sekolah-sekolah dengan berbagai revisi untuk penyempurnaan. Kedua dokumen itu hanya mengatur secara garis besar, sedangkan detail kurikulum akan dikembangkan sekolah, sehingga dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini mempunyai pendekatan yang sa- ma dengan kurikulum 2004, yaitu berbasis kompetensi. Penerapan Kurikulum Standar Isi dan Standar Kompetensi  akan membawa konsekuensi yang berat dalam implementasinya di lapa- ngan. Berkaitan dengan pembelajaran Biologi, perubahan yang mendasar harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Ada banyak kesalahan konsep yang selama ini berkembang dalam pengelolaan belajar Biologi (IPA) di dalam kelas. Kegiatan belajar Biologi berubah menjadi kegiatan mengajar Biologi. Dengan kegiatan mengajar, maka pusat kegiatan adalah guru. Sepanjang jam pelajaran harus memberikan ceramah dan siswa duduk memperhatikan. Dalam kegiatan belajar Biologi,   siswa yang menjadi pusat kegiatan atau subyek belajar.

Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang lahir dan berke- mbang berdasarkan observasi dan eksperimen.  Dengan demikian, belajar Biologi tidak cukup hanya  dengan menghafalkan fakta dan konsep yang sudah jadi, tetapi dituntut pula menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui observasi dan eksperimen. Melalui pendi- dikan/pengajaran Biologi (IPA) siswa diajak untuk melakukan eksplorasi alam. Melalui proses inilah dapat dikembangkan Keterampilan Sains (Keterampilan Proses Ilmiah), sehingga pengalaman yang benar tentang Sains dapat diperoleh.

            Keterampilan dalam bidang Sains (Biologi)  meliputi:
Ø    Observasi
Ø    Klasifikasi, prediksi, inferensi
Ø    Membuat hipotesis
Ø    Mendisain dan melakukan percobaan
Ø    Menggunakan alat ukur (pengamatan)
Ø    Identifikasi variabel
Ø    Mengontrol variabel
Ø    Mengumpulkan data
Ø    Mengorganisasi data (tabel, grafik, dll)
Ø    Memaknakan data, tabel, dan grafik
Ø    Menyusun kesimpulan
Ø    Mengkomunikasikan hasil/ide/secara tertulis atau lisan
Keterampilan Sains yang dimiliki siswa merupakan pintu gerbang untuk menguasai pengetahuan yang lebih tinggi dan akhirnya merupakan kecakapan hidup (Life Skill), karena dengan ketera- mpilan Sains yang dimiliki, maka siswa secara mental siap untuk menghadapi permasalahan yang terjadi dalam hidupnya.
Dengan demikian proses belajar mengajar Biologi bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, sehingga interaksi belajar terjadi antara guru dengan siswa. Pola interaksi seharusnya terjadi antara siswa dengan materi (obyek) dan guru hanya bertindak sebagai pengendali.
Berikut ini adalah skema kedudukan guru terhadap siswa dan materi Biologi dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Djohar (1985 : 8).





 


                                                                                    
-         
M
E
N
C
I
P
T
A
K
A
N
 
Evaluasi keterampilan siswa                                                                                                   -    Merencanakan program
-          Identifikasi kesulitan                                                                                                             -    strukturisasi materi /konsep
-          Evaluasi  pencapaian                                                                                                             -    seleksi dan organisasi
-          Motivasi menolong                                                                                                               -    menyajikan program                                                                                                                                                                                  instruksional                                                        -                                                                                                                                              kontrol program









                                                                                                                                                           








Left-Right-Up Arrow:                  Interaksi

Text Box:  Siswa 
Subyek



Text Box:     IPA
  Obyek

 








Dari skema di atas maka, siswa harus aktif melakukan interaksi dengan obyek, dan kegi- atannya adalah observasi/pengamatan dan kemudian melakukan konseptualisasi. Proses belajar seperti ini disebut dengan pendekatan konstruktivisme. Hal ini disebut juga bentuk “belajar penemuan”. Belajar penemuan merupakan belajar dengan menggunakan pendekatan inquiry. Jika “belajar penemuan” akan diterapkan, maka gejala-gejala Biologi sebagai sumber belajar  mempunyai kedudukan yang sangat penting. Dan kegiatan belajar yang terjadi didominasi oleh kegiatan observasi/pengamatan dan konseptualisasi bukan lagi sekedar menghafalkan fakta dan konsep Biologi (IPA). Model kegiatan belajar tersebut menuntut adanya laboratorium Biologi (IPA) yang dapat menyediakan gejala-gejala Biologi (IPA) sebagai sarana siswa melakukan kegiatan eksplorasi,  memanipulasi obyek dari peristiwa alami serta mengembangkan kreatifitas.



No comments:

Post a Comment